CARA MENGUKUR KEDALAMAN GEMPA - FREE INFORMATION
Headlines News :
Home » » CARA MENGUKUR KEDALAMAN GEMPA

CARA MENGUKUR KEDALAMAN GEMPA

Written By harezpector on Jumat, 27 Januari 2012 | 05.04


Besarnya kekuatan gempa yang terjadi pada Hiposentrum (pusat gempa) yang diukur dengan skala richter akan mengakibatkan tejadinya besaran getaran serta pengaruhnya yang berbeda pada daerah yang berbeda pula di permukaan bumi (Epiosentrum). Interprestasi Pengaruh yang berbeda ini oleh seorang sarjana itali bernama Guiseppe Mercalli tahun 1902, yang dikenal Modified Mercally Intencity Scale (MMI). Jumlah skala pengaruhnya ada 12 buah yang disesuaikan dengan besarnya pengaruh gempa. Skala yang biasa digunakan adalah skala Richter yang menggunakan hasil pengukuran seismograf untuk menjelaskan sekaligus membandingkan kekuatan dan luas gempa yang terjadi.

 Kebanyakan gempa bumi berasal dari kerak bumi. Kadang-kadang gempa bumi juga bisa terjadi pada kedalaman 700 km di bawah permukaan bumi. Atas dasar kedalaman dari posisi gempa, gempa dapat dikategorikan atas 3 kategori:
1.        Gempa dangkal, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 0 – 65 km)
2.        Gempa sedang, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 65 – 200 km)
3.        Gempa dalam, (Hyopocenter terletak pada kedalaman  > 200 km)
 
Untuk mengukur gempa terbesar, para seismolog juga menggunakan skala getaran gempa. Skala ini didasarkan pada ukuran patahan yang tercatat, jumlah gerakan dipermukaan, dan lamanya gempa bumi. Angka tertinggi yang dihasilkan kurang lebih sama dengan skala Richter yang berkekuatan sampai tingkat ke-7. Angka tertinggi yang pernah tercatat oleh skala ini adalah 9.5 untuk gempa bumi yang menyebabkan meletusnya gunung berapi tahun 1960 di pantai Chili. Bencana ini telah menewaskan 5.700 penduduk. Sedangkan menurut skala Richter. Getarannya berkekuatan 8,3.
 
Skala Richter
Pada tahun 1935, ahli seismologi Amerika, Charles F. Richter (1900 – 1985) mengembangkan sistem pengukuran kekutan gempa. Setiap angka pada skala Richter menggambarkan 10 kali peningkatan gerakan tanah yang tercatat  oleh seimograf. Jadi pada gempa bumi dengan kekuatan 7, tanah bergerak 100 kali lebih banyak dari pada gempa berkekuatan 5 pada skala Richter.
KEKUATAN
KETERANGAN
RATA-RATA
INTENSITAS DEKAT EPISENTRUM
0 – 1,9
-
700.000
Tercatat, tapi tidak terasa
2 – 2,9
-
300.000
Tercatat, tapi tidak terasa
3 – 3,9
KECIL
40.000
Dirasakan oleh sedikit orang
4 – 4,9
RINFAN
6.200
Dirasakan oleh banyak orang
5 – 5,9
SEDANG
800
Agak merusak
6 – 6,9
KUAT
120
Merusak
7 – 7,9
BESAR
18
Sangat merusak
8 – 8,9
DAHSYAT
1 dalam
10 – 20 tahun
Menghancurkan
 RUMUSAN KORELASI SKALA GEMPA
Dengan alat “Accelerogram” maka kita dapat mengintegrasikan hasilnya, dengan menggunakan teknik computer (metoda Simson Rule). Kesemua parameter di atas disebut parameter fisik. Masalahnya bagaimana korelasi dari MMI tersebut dengan hasil pencatatan dengan menggunakan accelerograph. Menurut Guttenberg-Richter, korelasi kedua-duanya dinyatakan dengan tabel sebagai berikut:
Ada dua rumus yang tidak sama untuk
Log a = I/3 – ½
Log a = I/4 + ¼
Korelasi di atas dapat dirumuskan sbb :
MMI = 3 log a +  3/2
MMI = 4 log a  –  1

 Sehingga diperoleh tabel :
Tabel 2. hubungan percepatan dengan Modified Mercally Intencity Scale (MMI) (berdasarkan rumus MMI = 3 Log a + 3/2).

Skala MMI
Percepatan Tanah a cm/det2
 
I



 
1.000
 
II


 
2.000
 
III


 
5.000
 
IV


 
10.000
 
V


 
20.000
 
VI


 
50.000
 
VII


 
100.000
 
VIII


 
200.000
 
IX


 
500.000
 
X


 
1000.000
 
XI


 
2000.000
 
XII


 

 

 
 
 
 

DR. Richter mengintroduce suatu skala yang dikenal dengan skala Richter. Menurutnya didefinisikan bahwa :
 
 

            “Magnitude adalah logaritma dari amplitudo (simpangan) maksimum dalam micron yang tercatat pada 100 km dari epysentrum dengan alat pencatat standard Wood-Anderson, dimana alat ini mempunyai priode bebas 0.8 detik dan pembesaran 2800 kali serta factor redaman 0.8”.
 
 Jadi dengan demikian janganlah dikabulkan antara pengertian intensitas gempa dan magnitude gempa. Intensitas ini bergantung pada 
 
 

1.        Jarak Epicentre
2.        Kedalaman Fokus (jarak dari hypocentre)
3.        Magnitude Gempa
  Menurut Richter, hubungan antara parameter skala dengan parameter physik dirumuskan sbb :

 Log E = 11.4 + 1.5 M

 Besarnya energi yang dilepas oleh suatu gempa

Dimana    :  E   =   Energi dalam erg (dyne cm)

                   M  =   Magnitude (skala Richter)
 Hasil penyelidikan dari Donovan, mengetengahkan suatu persamaan yang dikenal dengan persaman “Atenuasi”  yang berbentuk :
 KORELASI SKALA GEMPA
 

a.      Gempa ringan guncang Denpasar (kutipan harian Riau pos)
·      Kejadian gempa pada hari Rabu 11 Maret 1998 pukul 23.33 WIB
·      Merupakan gempa tektonik berkekutan 4.8 skala richter
·      Episentrum gempa terletak 08.77 derajat lintang selatan & 115.01 derajat bujur timur atau 20 km di barat daya Denpasar
·      Durasi gempa dirasakan lebih kurang 1 menit
·      Pusat gempa hiposentrum terletak 80 km di bawah laut
·      MMI (modified mercali intensity) berada pada skala III, artinya menurut petugas Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Kamis tanggal 12 Maret getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seperti truk lewat

b.      Gempa di Sumatra Barat (kutipan harian Riau pos)
 

·      Merupakan gempa tektonik berkekutan 6.5 skala Richter
·      Episentrum gempa terletak 160 km kota Padang & 125 km dari kota Padang Panjang 
·      Pusat gempa hiposentrum terletak 40 km dibawah permukaan tanah
·      MMI (Modified Mercali Intensity) berada pada skala IV

      c.      Palu, diguncangg gempa 4.9 skala Richter (kutipan harian Riau Pos, hari Sabtu 1 Juni 2002)
 


Gempa tektonik yang menggoyang kota Palu di Sulawesi Tengah pada hari kamis malam (30/5) berkekuatan 4.9 pada Skala Richter (SR). Hasil analisa BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) Palu menyebut, gempa yang terjadi sekitar pukul 20.45 WITA berpusat pada koordinat 1.26 Lintang Selatan dan 119.43 Bujur Timur dengan kedalaman 62 kilo meter dari permukaan tanah.
“Sementara jarak pusat gempa sekitar 59 kilo meter arah barat daya Palu“, kata Sofyan, petugas BMG setempat, Jumat (31/5) siang. Warga Palu sendiri merasakan getaran gempa itu cukup kuat berkisar 2-3 MMI (Modificated Mercantly Intensity) dan kota Donggala sekitar 3 MMI. Pihak Polresta Palu yang dihubungi terpisah menyatakan belum menerima laporan korban jiwa atau kerusakan bangunan akibat gempa yang berlangsung lebih dari 10 detik itu (ant).
 KESIMPULAN
 1.        Parameter Richter Magnitude tidak dapat memberitahu kita tentang besar efek-efek gempa bumi pada lokasi tertentu, karena besar efek suatu gempa tergantung pada Richter magnitude dan jarak lokasi sumbernya terhadap suatu lokasi lain tertentu.


2.        Adapun cara untuk memperoleh MMI ini adalah dengan menyebarkan petugas untuk mengadakan wawancara dengan penduduk setempat dan sekitarnya dimana gempa itu terjadi. Hasil dari beberapa wawancara dikumpulkan untuk dianalisa, yang selanjutnya ditetapkan & diklasifikasikan skala MMI-nya. 


3.        Dari hasil tersebut diatas dibuat suatu peta yang menunjukan tempat-tempat dimana gempa dirasakan sama pengaruhnya. Peta yang demikian disebut  PETA ISOSEISMAL  .

Sumber : Kutipan Berbagai  Media.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

ILMU GRAFIS INDONESIA

blog

cara membuat

Social Icons

Featured Posts

IKLAN IKLAN

Sample Text

PASANG IKLAN

 
Support : Creating Website | Haris Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. FREE INFORMATION - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template