Besarnya
kekuatan gempa yang terjadi pada Hiposentrum (pusat gempa) yang diukur
dengan skala richter akan mengakibatkan tejadinya besaran getaran serta
pengaruhnya yang berbeda pada daerah yang berbeda pula di permukaan bumi
(Epiosentrum). Interprestasi Pengaruh yang berbeda ini oleh seorang
sarjana itali bernama Guiseppe Mercalli tahun 1902, yang dikenal
Modified Mercally Intencity Scale (MMI). Jumlah skala pengaruhnya ada 12
buah yang disesuaikan dengan besarnya pengaruh gempa. Skala yang biasa
digunakan adalah skala Richter yang menggunakan hasil pengukuran
seismograf untuk menjelaskan sekaligus membandingkan kekuatan dan luas
gempa yang terjadi.
Kebanyakan
gempa bumi berasal dari kerak bumi. Kadang-kadang gempa bumi juga bisa
terjadi pada kedalaman 700 km di bawah permukaan bumi. Atas dasar
kedalaman dari posisi gempa, gempa dapat dikategorikan atas 3 kategori:
1. Gempa dangkal, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 0 – 65 km)
2. Gempa sedang, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 65 – 200 km)
3. Gempa dalam, (Hyopocenter terletak pada kedalaman > 200 km)
Untuk
mengukur gempa terbesar, para seismolog juga menggunakan skala getaran
gempa. Skala ini didasarkan pada ukuran patahan yang tercatat, jumlah
gerakan dipermukaan, dan lamanya gempa bumi. Angka tertinggi yang
dihasilkan kurang lebih sama dengan skala Richter yang berkekuatan
sampai tingkat ke-7. Angka tertinggi yang pernah tercatat oleh skala ini
adalah 9.5 untuk gempa bumi yang menyebabkan meletusnya gunung berapi
tahun 1960 di pantai Chili. Bencana ini telah menewaskan 5.700 penduduk.
Sedangkan menurut skala Richter. Getarannya berkekuatan 8,3.
Skala Richter
Pada
tahun 1935, ahli seismologi Amerika, Charles F. Richter (1900 – 1985)
mengembangkan sistem pengukuran kekutan gempa. Setiap angka pada skala
Richter menggambarkan 10 kali peningkatan gerakan tanah yang tercatat
oleh seimograf. Jadi pada gempa bumi dengan kekuatan 7, tanah bergerak
100 kali lebih banyak dari pada gempa berkekuatan 5 pada skala Richter.
KEKUATAN
|
KETERANGAN
|
RATA-RATA
|
INTENSITAS DEKAT EPISENTRUM
|
0 – 1,9
|
-
|
700.000
|
Tercatat, tapi tidak terasa
|
2 – 2,9
|
-
|
300.000
|
Tercatat, tapi tidak terasa
|
3 – 3,9
|
KECIL
|
40.000
|
Dirasakan oleh sedikit orang
|
4 – 4,9
|
RINFAN
|
6.200
|
Dirasakan oleh banyak orang
|
5 – 5,9
|
SEDANG
|
800
|
Agak merusak
|
6 – 6,9
|
KUAT
|
120
|
Merusak
|
7 – 7,9
|
BESAR
|
18
|
Sangat merusak
|
8 – 8,9
|
DAHSYAT
|
1 dalam
10 – 20 tahun
|
Menghancurkan
|
RUMUSAN KORELASI SKALA GEMPA
Dengan
alat “Accelerogram” maka kita dapat mengintegrasikan hasilnya, dengan
menggunakan teknik computer (metoda Simson Rule). Kesemua parameter di
atas disebut parameter fisik. Masalahnya bagaimana korelasi dari MMI
tersebut dengan hasil pencatatan dengan menggunakan accelerograph.
Menurut Guttenberg-Richter, korelasi kedua-duanya dinyatakan dengan
tabel sebagai berikut:
Ada dua rumus yang tidak sama untuk
Log a = I/3 – ½
Log a = I/4 + ¼
Korelasi di atas dapat dirumuskan sbb :
MMI = 3 log a + 3/2
MMI = 4 log a – 1
Sehingga diperoleh tabel :
Tabel 2. hubungan percepatan dengan Modified Mercally Intencity Scale (MMI) (berdasarkan rumus MMI = 3 Log a + 3/2).
Skala MMI
|
Percepatan Tanah a cm/det2
|
|||
I
|
|
|
|
|
1.000
|
||||
II
|
|
|
||
2.000
|
||||
III
|
|
|
||
5.000
|
||||
IV
|
|
|
||
10.000
|
||||
V
|
|
|
||
20.000
|
||||
VI
|
|
|
||
50.000
|
||||
VII
|
|
|
||
100.000
|
||||
VIII
|
|
|
||
200.000
|
||||
IX
|
|
|
||
500.000
|
||||
X
|
|
|
||
1000.000
|
||||
XI
|
|
|
||
2000.000
|
||||
XII
|
|
|
||
|
DR. Richter mengintroduce suatu skala yang dikenal dengan skala Richter. Menurutnya didefinisikan bahwa :
“Magnitude
adalah logaritma dari amplitudo (simpangan) maksimum dalam micron yang
tercatat pada 100 km dari epysentrum dengan alat pencatat standard
Wood-Anderson, dimana alat ini mempunyai priode bebas 0.8 detik dan
pembesaran 2800 kali serta factor redaman 0.8”.
Jadi dengan demikian janganlah
dikabulkan antara pengertian intensitas gempa dan magnitude gempa.
Intensitas ini bergantung pada
1. Jarak Epicentre
2. Kedalaman Fokus (jarak dari hypocentre)
3. Magnitude Gempa
Menurut Richter, hubungan antara parameter skala dengan parameter physik dirumuskan sbb :
Log E = 11.4 + 1.5 M
Besarnya energi yang dilepas oleh suatu gempa
Dimana : E = Energi dalam erg (dyne cm)
M = Magnitude (skala Richter)
Hasil penyelidikan dari Donovan, mengetengahkan suatu persamaan yang dikenal dengan persaman “Atenuasi” yang berbentuk :
KORELASI SKALA GEMPA
a. Gempa ringan guncang Denpasar (kutipan harian Riau pos)
· Kejadian gempa pada hari Rabu 11 Maret 1998 pukul 23.33 WIB
· Merupakan gempa tektonik berkekutan 4.8 skala richter
· Episentrum gempa terletak 08.77 derajat lintang selatan & 115.01 derajat bujur timur atau 20 km di barat daya Denpasar
· Durasi gempa dirasakan lebih kurang 1 menit
· Pusat gempa hiposentrum terletak 80 km di bawah laut
· MMI
(modified mercali intensity) berada pada skala III, artinya menurut
petugas Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Kamis tanggal 12 Maret
getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seperti truk lewat
b. Gempa di Sumatra Barat (kutipan harian Riau pos)
· Merupakan gempa tektonik berkekutan 6.5 skala Richter
· Episentrum gempa terletak 160 km kota Padang & 125 km dari kota Padang Panjang
· Pusat gempa hiposentrum terletak 40 km dibawah permukaan tanah
· MMI (Modified Mercali Intensity) berada pada skala IV
c. Palu, diguncangg gempa 4.9 skala Richter (kutipan harian Riau Pos, hari Sabtu 1 Juni 2002)
Gempa
tektonik yang menggoyang kota Palu di Sulawesi Tengah pada hari kamis
malam (30/5) berkekuatan 4.9 pada Skala Richter (SR). Hasil analisa BMG
(Badan Meteorologi dan Geofisika) Palu menyebut, gempa yang terjadi
sekitar pukul 20.45 WITA berpusat pada koordinat 1.26 Lintang Selatan
dan 119.43 Bujur Timur dengan kedalaman 62 kilo meter dari permukaan
tanah.
“Sementara
jarak pusat gempa sekitar 59 kilo meter arah barat daya Palu“, kata
Sofyan, petugas BMG setempat, Jumat (31/5) siang. Warga Palu sendiri
merasakan getaran gempa itu cukup kuat berkisar 2-3 MMI (Modificated
Mercantly Intensity) dan kota Donggala sekitar 3 MMI. Pihak Polresta
Palu yang dihubungi terpisah menyatakan belum menerima laporan korban
jiwa atau kerusakan bangunan akibat gempa yang berlangsung lebih dari 10
detik itu (ant).
KESIMPULAN
1. Parameter
Richter Magnitude tidak dapat memberitahu kita tentang besar efek-efek
gempa bumi pada lokasi tertentu, karena besar efek suatu gempa
tergantung pada Richter magnitude dan jarak lokasi sumbernya terhadap
suatu lokasi lain tertentu.
2. Adapun
cara untuk memperoleh MMI ini adalah dengan menyebarkan petugas untuk
mengadakan wawancara dengan penduduk setempat dan sekitarnya dimana
gempa itu terjadi. Hasil dari beberapa wawancara dikumpulkan untuk
dianalisa, yang selanjutnya ditetapkan & diklasifikasikan skala
MMI-nya.
3. Dari
hasil tersebut diatas dibuat suatu peta yang menunjukan tempat-tempat
dimana gempa dirasakan sama pengaruhnya. Peta yang demikian disebut PETA ISOSEISMAL .
Sumber : Kutipan Berbagai Media.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !